Inilah Pahlawan Wanita Indonesia yang Wajib Kamu Tahu – Negara Indonesia sebagai negara yang memperjuangkan bangsanya melalui proses yang panjang memiliki ratusan tokoh yang mampu diteladani. Pahlawan-pahlawan yang membela tidak hanya terdiri dari kaum lelaki, namun juga terdiri dari kaum wanita. Pahlawan-pahlawan wanita yang wajib kamu tahu adalah berikut ini.
- Martha Christina Tiahahu (Maluku)
Beliau lahir pada tanggal 4 Januari 1800 di Abubu, Nusalaut, Maluku. Seorang putri sulung dari seorang Kapitan Paulus Tiahahu. Ayahnya merupakan seorang pejuang yang bersama-sama dengan Thomas Matulessy atau sering dikenal dengan sebutan Kapitan Pattimura melakukan perlawanan terhadap Belanda di Saparua dan Nusalaut.
Beliau memiliki tekad yang kuat dalam melawan pejajah, juga terkenal konsisten dalam melakukan peperangan di Nusalaut dan di Saparua. Christina merupakan saatu-satunya perempuan berusia 17 tahun yang konsisten dan gigih dalam melawan Belanda. Sayangnya Christina dan ayanya tertangkap pada sebuah peperangan di Ulath Ouw. Ayahnya diberi hukuman mati sedangkan beliau dihukum dan akan diasingkan ke Pulau Jawa. Namun sejak kepergian ayahnya, beliau terpukul dan kesehatannya menurun. Kemudian pada perjalanan menuju ke Pulau Jawa, Christina meninggal dunia dan jasadnya dilarung di Laut Banda, tepatnya di antara Pulau Buru dan Pulau Manipa pada tanggal 2 Januari 1818.
- Nyi Ageng Serang (Jateng)
Nyi Ageng Serang lahir sekitar tahun 1762 di Purwodadi, Jawa Tengah. Beliau merupakan pemimpin pasukan dan penasihat perang. Dirinya ikut serta dalam melawan penjajahan pada awal tahun 1825, membantu Pangeran Diponegoro, walaupun di usianya yang telah senja, pada waktu itu 73 tahun, Nyi Ageng Serang tetap berperang dengan tandu untuk membantu Pangeran Diponegoro melawan Belanda.
Nyi Ageng Serang berjuang di beberapa daerah, seperti Purwodadi, Demak, Semarang, Juwana, Kudus, dan Rembang. Menurutnya, sebagai rakyat, ia juga perlu mengikuti pelatihan kemiliteran dan siasat perang bersama dengan para prajurit pria. Menurutnya pula, selama ada penjajahan di bumi pertiwi, maka ia harus siap tempur untuk melawan para penjajah. Salah satu strategi perang paling terkenal darinya adalah penggunaan lumbu (daun talas hijau) untuk penyamaran.
- R. Rasuna Said(Sumatera Barat)
Tokoh wanita berikutnya ialah Hajjah Rangkayo Rasuna Said atau H.R. Rasuna Said. Beliau lahir pada tanggal 14 September 1910 di Maninjau, Agam, Sumatera Barat. Rasuna Said merupakan salah satu pahlawan wanita nasional. Dirinya hampir sama dengan R.A. Kartini, memerjuangkan kesamaan hak antara pria dan wanita.
Rasuna Said begitu memperjuangkan pendidikan untuk wanita pada masa itu, beliau juga memerhatikan dan memperjuangkan hak dan kemajuan peran wanita. Pernah mengajar di sebuah Diniyah Putri, namun pada tahun 1930 beliau memilih untuk berhenti. Dirinya berhenti mengajar karena menurut pandangannya, hak perempuan tidak akan dianggap sama jika hanya diperjuangkan hanya dengan ketika menjadi pengajar dan mendirikan sekolah. Dirinya memutuskan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan melalui politik.
Beliau merupakan seorang yang pandai berpidato, juga tulisan-tulisannya berani mengecam Belanda dengan tajam. Kemudian juga pernah ditahan karena ucapan, tulisan, dan slogan yang melanggar dan mengecam Belanda. Beliau dikenai hukuman karena melanggar Speek Delict. Karena perannya dalam kemajuan hak perempuan, ia diberikan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1974.
- Maria Walanda Maramis (Sulawesi Utara)
Kali ini kembali datang tokoh dari timur Indonesia, yaitu Maria Josephine Catherine Maramis atau dikenal sebagai Maria Walanda Maramis. Beliau lahir di Kema, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada tanggal 1 desember 1872.
Setelah orang tuanya meninggal, beliau dibawa pindah ke Manado oleh pamannya. Perpindahan tersebut membuatnya bertemu dengan orang-orang terpelajar. Kemudian Maramis melakukan kegiatan hidupnya untuk menaikkan derajat perempuan, terutama dari peran seorang ibu.
Melalui organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya), beliau bersama anggota-anggota yang lain memiliki tujuan agar wanita-wanita muda dan tua di sana sebagai tempat belajar pertama dari seorang anak, mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan laki-laki. Berkat usaha dan kegigihannya itu beliau dijadikan Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1969.
- Laksamana Malahayati (Aceh)
Pahlawan wanita selanjutnya ialah Laksamana Malahayati. Beliau dikenal sebagai Keumalahayati. Perjuangan dirinya dimulai ketika melawan penjajah Portugis di Teluk Haru, Aceh.
Pada waktu itu suaminya gugur dalam peperangan, kemudian dengan tekad yang gigih beliau mengusulkan kepada Sultan Aceh untuk menciptakan pasukan yang beranggotakan janda-janda prajurit yang telah gugur, dan hal itu dikabulkan. Malahayati memimpin pasukannya yang ditugaskan untuk menjaga pelabuhan dagang yang ada di Aceh.
Pasukan yang dipimpin berhasil melawan dan menyandera dan menewaskan anggota-anggota mereka. Beliau juga terkenal dalam melakukan perundingan dengan Belanda, juga menjadi perempuan Aceh pertama yang mendapat gelar Laksamana.